Pernahkah Anda mempertimbangkan potensi risiko pencampuran ganja dengan tembakau, seperti peningkatan kemungkinan kecanduan? Ini adalah praktik umum, tapi bagaimana dengan individu yang tidak merokok? Bagaimana cara mereka menanganinya ketika menghisap joint atau spliff? Mungkinkah seseorang menjadi kecanduan rokok setelah dikenalkan dengan tembakau melalui persendian? Dan bagaimana mantan perokok menahan keinginan untuk mulai merokok lagi ketika sedang merokok? Adakah alternatif yang lebih sehat dan bebas nikotin selain mencampurkan tembakau dan ganja? Mari kita periksa mengapa tembakau dan ganja sering disandingkan.
Tembakau diasumsikan dapat meningkatkan pengalaman merokok karena beberapa alasan: tembakau menghasilkan asap yang utuh dan memuaskan yang tidak dapat dihasilkan oleh hash saja, tembakau melemahkan kekuatan asap, dan kombinasi rasa dapat saling melengkapi. Namun tembakau mengandung nikotin, zat yang sangat adiktif sehingga menyulitkan perokok untuk berhenti. Meskipun terdapat praktik umum yang mencampurkan ganja dan tembakau, hanya ada sedikit penelitian mengenai hubungan antara keduanya. Meskipun ganja umumnya dianggap memiliki kualitas kecanduan yang minimal, beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok tembakau dan ganja secara bersamaan dapat mencapai kondisi otak tertentu, namun hal ini masih dipelajari.
Gangguan penggunaan ganja (CUD) adalah suatu kemungkinan, tetapi hal ini mungkin terkait dengan kenikmatan yang diperoleh dari merokok ganja, bukan karena sifat adiktifnya. Penting untuk mencari alternatif untuk meminimalkan potensi risiko kecanduan. Beberapa pengganti tembakau termasuk canna, damiana, lavender, daun dan akar marshmallow, dan bahkan teh, meskipun ini mungkin bukan pilihan semua orang. Menggulung hash sendiri, menggunakan pipa atau bong pendingin, atau mengonsumsi makanan adalah pilihan lain. Pernahkah Anda mengalami kecanduan rokok akibat merokok bersama dengan tembakau? Selamat datang di komentar di bawah.
Waktu posting: 28 Maret 2023